
Palangka Raya Semakin Keren – Kota Palangka Raya bukan sekadar ibu kota Provinsi Kalimantan Tengah, melainkan simbol perjuangan, pengorbanan, dan cita-cita besar bangsa Indonesia. Sejarah mencatat, pada tahun 1957 Kampung Pahandut ditetapkan sebagai calon ibu kota, setelah masyarakat dengan sukarela menyerahkan tanah demi kepentingan pembangunan.(Selasa,16/9/25)
Penetapan nama “Palangka Raya” dilakukan pada 18 Mei 1957 dengan makna filosofis mendalam: Palangka berarti tempat suci dan Raya berarti besar. Filosofi ini mencerminkan harapan agar Palangka Raya menjadi pusat peradaban dan pembangunan bangsa.
Rencana tata kota Palangka Raya saat itu dirancang dengan konsep “sarang laba-laba”, yang dipengaruhi oleh perancang kota Ir. Van der Pijl dan mendapat dukungan langsung dari Presiden Soekarno. Konsep ini menjadi landasan awal pembangunan kota yang hingga kini terus berkembang sebagai pusat pemerintahan, kebudayaan, dan pendidikan di Kalimantan Tengah.
Dalam lintasan sejarahnya, pesan abadi dari Tjilik Riwut – tokoh pejuang sekaligus Gubernur pertama Kalimantan Tengah – terus menginspirasi masyarakat: “Berlayar dengan biduk yang ada.” Pesan tersebut menekankan semangat pantang menyerah dan tekad untuk terus maju, meski dengan segala keterbatasan.
Palangka Raya adalah kota yang lahir dari nol, dibangun dengan pengorbanan rakyat dan cita-cita besar bangsa. Hingga kini, sejarah panjang perjuangan itu menjadi fondasi kuat bagi pemerintah dan masyarakat untuk melanjutkan pembangunan demi mewujudkan kota yang maju, berdaya saing, dan tetap berpegang pada nilai sejarah serta budaya leluhur.